Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts bil ghouts.

Selasa, 30 November 2010

TANYA JAWAB SHOLAWAT WAHIDIYAH by<> http://telogo5.blogspot.com

“Apakah Sholawat Wahidiyah itu……?”
Jawab
Sholawat Wahidiyah adalah seluruh rangkaian
do’a-do’a Sholawat yang tertulis didalam
lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk cara-
cara dan adab-adab pengamalannya, bacaan-
bacaan dan segala isi kandungan yang terdapat
didalamnya, termasuk bacaan surat Al-Fatihah
penutup.
Tanya
“Apa faidah Sholawat Wahidiyah”…….?
Jawab
Sholawat Wahidiyah berfaidah antara lain dan
terutama untuk menjernihkan hati, menenangkan
batin dan menentramkan jiwa serta
meningkatkan daya ingat sadar / ma’rifat kepada
Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa Wa Rosulihi
SAW”.
Tanya
“Bagaimana bacaan Sholawat Wahidiyah”……..?
Jawab
Bacaan Sholawat Wahidyah adalah meliputi
bacaan Fatihah dan Sholawat atas Nabi SAW serta
do ’a-do’a yang menjadi rangkaian amalan
Sholawat Wahidiyah dengan bilangan yang
sesuai dengan lembaran Sholawat Wahidiyah.
“Bagaiamana tata cara pengamalan Sholawat
Wahidiyah………?”
Jawab
Tata cara pengamalannya;
1. Harus niat semata-mata mengabdikan diri
(beribadah) kepada Alloh SWT dengan ikhlas
tanpa pamrih, serta memuliakan dan mencintai
Nabi Besar Muhammad SAW. Maka supaya
merasa benar-benar berada di hadapan Beliau
SAW (istihdlor), dengan adab sepenuh hati,
Ta’dzim (memuliakan) mahabah (mencintai)
semurni-murninya.
2. Diamalkan selama 40 (empat puluh) hari berturut-
turut. Setiap hari sedikitnya menurut bilangan
yang tertulis diatas dalam sekali duduk (satu kali
kesempatan). Boleh di pagi, sore, atau malam
hari. Boleh juga selama 7 (tujuh) hari berturut-
turut, namun bilangannya dilipatkan sepuluh kali.
Setelah selesai 40 atau 7 hari, pengamalannya
supaya diteruskan. Bilangannya bisa dikurangi
sebagian atau seluruhnya, namun lebih utama
jika diperbanyak. Boleh diamalkan secara
perorangan, namun berjama’ah bersama
keluarga dan masyarakat sekampung sangat
dianjurkan. Wanita yang sedang udzur bulanan
cukup membaca Sholawatnya saja tanpa
membaca fatihah. Demikian juga FAFIRRU
ILALLOH dan WAQULJA…..” boleh dibaca, karena
yang dimaksud disini adalah sebagai do’a (berniat
membaca do’a).
3. Yang belum bisa membaca SHOLAWAT
WAHIDIYAH secara keseluruhan, boleh membaca
bagaian-bagian mana yang sudah bisa dibaca
lebih dahulu. Misalnya; membaca fatihah saja,
atau membaca YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
yang diulang berkali-kali selama kira-kira sama
waktunya jika mengamalkan Sholawat Wahidiyah
secara lengkap, yaitu lebih kurang 30 menit.
Kalaupun belum mungkin boleh hanya berdiam
saja selama waktu yang sama, dengan
memusatkan hati dan perhatian (berkonsentrasi)
kepada Alloh SWT dan memuliakan serta
menyatakan rasa cinta semurni-murninya
dengan merasa istihdlor di hadapan Junjungan
kita Rosululloh SAW.
Tanya
“Apa dasar pengamalan Sholawat Wahidiyah
selama 40 atau 7 hari….?”
Jawab
Batasan 40 atau 7 hari pengamalan Sholawat
Wahidiyah adalah mengikuti / itba’ kepada beliau
Rosul SAW dalam tachanus (beraudensi) dalam
gua Qiro’ selama 40 hari. Dan dalam kitab
Shoheh Bukhori juz 4 disebutkan bahwasannya
paling sedikitnya kholwah (audensi) yang pertama
adalah 3 hari, kemudian 7 hari, kemudian 1 bulan
sesuai dengan jejak nabi SAW. Adapun 40 hari
adalah keseluruhan hari yang dicapai Nabi SAW
dalam gua Qiro’.
Nabi SAW bersabda :
“Tidak ada seorang hamba yang ikhlas
mengerjakan amal karena Alloh selama 40 hari
kecuali akan muncul pancaran nur-nur hikmah
dari hati sampai ke lisannya”. (HR. Ibnul Addy dan
Ibnul Juuzy dari Abi Musa Al-Asyary).
“ Kesempurnaan ribad (pertalian/persambungan)
itu selama 40 hari”.
Alloh berfirman :
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberi
Taurat) sesudah berlaku waktu tiga puluh malam,
dan Kami sempurnakan jumlah malam itu
dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah
waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat
puluh malam”. (Al-A’rof 142).
Tanya
“Apakah Sholawat Wahidiyah boleh diamalkan
oleh siapa saja……?”
Jawab
Sholawat Wahidiyah dan ajarannya boleh
diamalkan oleh siapa saja; baik laki-laki,
perempuan, tua, muda dan sebagainya. Karena
Sholawat Wahidiyah dan ajarannya telah
diijazahkan secara umum dan mutlak oleh
muallifnya (penyusun) yaitu Al Mukarrom Romo
Kyahi Hajji Abdoel Madjid Ma’roef untuk
diamalkan oleh siapa saja tanpa pandang bulu
dan golongan. Maka barangsiapa yang telah
mendapatkan Sholawat Wahidiyah dari
manapun, boleh diamalkannya, bahkan sangat
dianjurkan untuk disebar luaskan kepada
masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan
ikhlas tanpa pamrih dan dengan bijaksana.
Tanya
“Apakah Sholawat Wahidiyah itu mempunyai
sanad mutasil sebagaimana Thoriqoh Mu’tabaroh
yang ada gurunya dari ahli silsilah…..?”
Jawab
Sesungguhnya Sholawat atas Nabi SAW dengan
shiqot (bentuk) apapun adalah bisa sampai
kepada Alloh SWT tanpa melalui guru dan sanad.
Karena Sholawat itu langsung dihaturkan kepada
Beliau Nabi SAW tanpa melalui perantara. Maka
orang yang membaca Sholawat Wahidiyah tidak
membutuhkan tawasul kepada selain Nabi SAW.
Berbeda dengan selain Sholawat; seperti beberapa
dzikir. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh
Syeh Ahmad As-Showi dalam kitab Hasyiyah
Tafsir jalalain juz 2, hal 123, bab Al-Ahzab
berbunyi :
“ Secara umum Sholawat atas Nabi SAW itu
sampai lansung kepada Alloh SWT tanpa melalui
seorang guru, karena Syeh (guru) dan sanad di
dalam Sholawat adalah pemilik Sholawat itu
sendiri (Nabi SAW), dan Sholawat itu dihaturkan
lansung dihadapan Beliau SAW dan Alloh
membalas Sholawat pula kepada orang yang
membacanya. Berbeda dengan selain Sholawat;
seperti beberapa dzikir, maka wajib di dalam
dzikir itu ada seorang guru yang Arif Billah, dan
apabila tidak ada gurunya, maka gurunya adalah
Syaithon dan dzikirnya tidak membawa
manfa’at”.
Tanya
“Apakah ada dalil khusus yang berkaitan dengan
Sholawat Wahidiyah…..?”
Jawab
Tidak ada di dalam Al-Qur’an dan semua hadist
ma’na mutlak Sholawat atas Nabi SAW. Maka
membaca Sholawat kepada Rosul SAW dengan
do’a Sholawat yang mana saja mutlak diterima;
baik Sholawat yang waridah dari Nabi sendiri
(yaitu yang disebut Sholawat ma’tsuroh),
maupun yang susunan redaksinya dicipta oleh
para Ulama (yaitu Sholawat yang disebut
Sholawat ghoiru Ma’tsuroh). Misalnya: Sholawat
Nariyah,Sholawat Munjiyat, Sholawat badar, dan
termasuk pula Sholawat Wahidiyah. Sebab
perintah membaca Sholawat-Salam yang
disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW
yang berbunyi :
اهيااي نيذلا اونمآ اولص هيلع اوملسو
اميلست )بازحالا(
ىفو ربخلا: نم ىلص يلع ةالص ىلص هللا هيلع
ارشع )هاور ملسم(
Para ahli Tafsir dan para Ulama yang lain belum
pernah membuat ketentuan bahwa hanya
Sholawat ma’tsuroh saja yang harus dibaca. Oleh
sebab itu barangsiapa yang membaca Sholawat
atas nabi SAW dengan shigot (bentuk) sholawat
apa saja, ia benar-benar menghasilkan kebaikan
yang agung dan berhak mendapat balasan yang
dijanjikan sebagaimana dalam hadist Nabi SAW.
Adapun perbedaan Sholawat Wahidiyah dengan
Sholawat- Sholawat yang lain, ialah: bahwa
Sholawat Wahidiyah disertai ajaran tauhid dan
ma’rifat dengan cara yang praktis dan positif.
Tanya
“Apakah Sholawat Wahidiyah mempunyai ajaran
sendiri..…?”
Jawab
TIDAK..!. Karena yang dimaksud ajaran
Wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan
batiniyah didalam mengamalkan dan menerapkan
tuntunan Rosululloh SAW mencakup bidang
Syari’at dan Haqiqoh meliputi iman, pelaksanaan
islam, perwujudan ihsan dan pembentukan
Akhlaqul Karimah.
Adapun rumusan pokok-pokok bimbingan ajaran
Wahidiyah yaitu :
1. Lillah Billah.
2. Lirrosul Birrosul.
3. Yu’ti Kulla Dzi Haqqin Haqqoh.
4. Taqdimul Aham Fal Aham tsumal Anfa’ Fal Anfa’.
Dan ajaran ini ajaran yang berdasarkan Qur’an,
Hadist SAW serta Ijma’ para Ulama’ Salafus
Sholihin.
LILLAH artinya: segala perbuatan apa saja lahir
maupun batin; baik yang hubungan langsung
kepada Alloh Wa Rosulihi SAW, maupun yang
hubungan di dalam masyarakat, bahkan dalam
hubungan dengan sesama makhluk, baik
kedudukan hukumnya wajib, sunah atau mubah,
asal bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh,
bukan perbuatan yang merugikan,
melaksanakannya supaya disertai niat beribadah
mengabdikan diri kepada Alloh dengan ikhlas
tanpa pamrih !. Lillahi Ta’ala. Baik pamrih ukhrowi,
lebih-lebih pamrih duniawi.
BILLAH artinya dalam segala kehidupan, gerak
gerik kita atau perbuatan atau tindakan apa saja
lahir batin, dimanapun dan kapanpun, supaya
dalam hati senantiasa merasa bahwa yang
menciptakan dan menitahkan serta
menggerakkan itu semua adalah Alloh Maha
pencipta. Jangan sekali-kali mengaku atau merasa
bahwa kita mempunyai kemampuan sendiri.
Ini mutlak, dalam segala hal supaya merasa
begitu. Baik dalam keadaan ta ’at maupun ketika
ma’siat, harus merasa Billah !. tanpa kecuali !. ini
harus kita sadari !. karena sifat ma’ani dan
ma’nawi adalah sifat wajib bagi Alloh dan muchal
–tidak mungkin- bagi makhluk. Alloh berdiri
sendiri, tidak membutuhkan dzat yang
mendirikan, dan segala sesuatu selain Alloh
adalah qooimun (berdiri) dengan Alloh (Billah).
Maka tidak ada sesuatu di dalam wujud ini yang
berdiri dengan dirinya sendiri kecuali hanya Alloh
yang punya sifat Al-Chayyu Al-Qoyyum, berdiri
dengan Dzat-Nya sendiri. Segala sesuatu yang
hadist (baru) di alam semesta ini adalah perbuatan
dan ciptaan Alloh. Tidak ada pencipta dan
pembuat perkara baru kecuali hanya Alloh.
LIRROSUL yaitu niat ta’at dan mengikuti tuntunan
Rosul SAW. Asal, bukan perbuatan yang tidak
diridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan.
Pengertian mengikuti itu ada dua. Pertama,
mengikuti aqwaal (ucapan). Kedua, mengikuti af’al
(perbuatan). Mengikuti ucapan adalah mengikuti
apa yang diperintahkan matbu ’ (orang yang
diikuti) meliputi; perintah, larangan dan tarqib
(motivasi/dorongan). Sedangkan mengikuti amal
perbuatan adalah mengikuti semua amal-amal
dan tatakrama Nabi SAW, selain perkara yang
sudah menjadi sifat khusu Nabi SAW menurut
ketetapan dalil, maka pada perkara khusus itu
tidak ada perintah mengikuti.
Adapun mengikuti pada perintah ada tiga; Wajib,
sunah dan jawaz. Mengikuti perintah wajib adalah
mengerjakan semua kewajiban seperti; sholat
lima waktu dan menjauhi semua larangan yang
diharamkan seperti; minum khomer. Sedangkan
mengikuti perintah sunah adalah mengerjakan
perkara yang disunahkan seperti; sholat sunah
sesudah sholat fardhu serta menjauhi perkara
yang dimakruhkan seperti; meninggalkan
perkara-perkara yang disunahkan dalam sholat.
Adapun mengikuti perintah jawaz (boleh
dikerjakan, boleh tidak) adalah mengerjakan
semua perkara yang diperbolehkan seperti;
makan dan minum.
Adapun mengikuti meninggalkan larangan ada
dua; haram dan makruh. Mengikuti meninggalkan
larangan haram seperti; zina dan minu khomer.
Mengikuti meninggalkan larangan makruh seperti;
makan dan minum sambil berdiri.
Sedangkan mengikuti pada tarqib (motivasi/
dorongan) terbagi dua; yaitu dorongan dalam
melakukan keta ’atan dan dorongan dalam
meninggalkan ma’siat. Adapun mengikuti
dorongan kata’atan seperti; senang dengan
pahala, surga dan menambah nilai ta’at.
Sedangkan mengikuti dorongan meninggalkan
ma ’siat seperti; menyadari adanya ancaman dan
siksa atas perbuatan ma’siat.
Semua perbuatan mengikuti tersebut diatas bisa
bernilai ibadah apabila ada niat mengikuti
tuntunan Rosul SAW. Dan apabila tidak ada niat
seperti itu, maka tidak akan bernilai ibadah,
meskipun ada amal yang terkadang dinilai syah
tanpa niat seperti; adzan dan membaca Al-Qur ’an
sebagaimana syahnya meninggalkan ma’siat
tanpa niat, namun semua itu tidak bernilai ibadah
dan tanpa pahala.
BIRROSUL adalah penyaksian amal perbuatan
yang diridloi Alloh dan Rosul-Nya serta
menyadari semua ni ’mat lahir batin yang
dirasakan; baik ni’mat beragama, ni’mat di dunia
maupun di akhirat adalah sebab perantaraan,
syafa ’at dan bimbingan Rosul SAW. Maka
disamping penerapan Billah seperti diatas harus
menerapkan Birrosul. Akan tetapi tidak mutlak
dan menyeluruh seperti Billah. Melainkan terbatas
dalam so ’al-so’al yang tidak dilarang oleh Alloh
dan Rosul-Nya. Jadi dalam segala hal apapun,
segala gerak gerik kita lahir batin, asal bukan hal
yang dilarang, disamping sadar Billah kita supaya
merasa bahwa semuanya itu mendapat jasa dari
Rosul SAW.
YU’TI KULLA DZI HAQQIN HAQQOH adalah
memenuhi segala macam kewajiban yang
menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya
tanpa menuntut hak, atau memberikan hak
kepada yang mempunyai hak yang sudah
menjadi kewajibannya. Dan ini yang dinamakan
adil, karena adil meurut Imam Qhozali adalah
“memberikan hak kepada yang mempunyai hak”.
TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL
ANFA’ FAL ANFA’ adalah mendahulukan yang
paling penting, kemudian yang paling besar
manfa’atnya. Ketika memberikan hak-hak yang
tidak mungkin bisa dilakukan bersamaan, maka
hendaknya mendahulukan yang lebih aham (lebih
penting). Jika sama-sama pentingnya, maka
didahulukan yang lebih banyak manfa’atnya; yaitu
manfa’at menurut Alloh, Rosul SAW, manusia
dan seluruh makhluk; manfa’at agama, dunia
maupun akhirat.

BUKTI KETERBATASAN AKAL MANUSIA>>>by Wahidiyah

Alif Laam Miim(Hanya Allah Yang Maha Tahu Makna
dan Maksudnya)
Al Qur ’an dimulai dengan surat Al Fatihah dengan
segala kejelasan makna yang di kandungnya.
Bahkan Al Fatihah ini mungkin merupakan surat Al
Qur ’an yang paling jelas maknanya dan paling bisa
di tangkap maknanya oleh beragam tingkat berfikir
pembacanya.
Kemudahan ditangkapnya berbagai makna dan
kandungan Al Fatihah ini bisa menimbulkan asumsi
atau kesimpulan bahwa akal manusia bisa
menjangkau semua isi Al Qur ’an. Bila asumsi ini di
ikuti, hal ini bisa mengarah pada kesimpulan yang
kedua, yaitu bahwa akal manusia pasti sesuai
dengan Al Qur ’an. Dan seterusnya, bila kesimpulan
atau asumsi yang kedua ini diteruskan, akan ada
kesimpulan ketiga yang sangat berbahaya. Yaitu
bahwa karena akal manusia pasti sesuai dengan Al
Qur ’an, maka manusia sebenarnya tidak
memerlukan Al Qur’an. Sebab bukanlah dengan akal
saja sudah pasti sesuai dengan petunjuk Allah atau
Al Qur ’an.
Sudah tentu rangkaian kesimpulan di atas tidak
tepat. Karena itulah, pada surat Al Baqarah ini, Allah
Ta ’ala memulai dengan ayat yang cukup misterius
maknanya. Yaitu pembukaan dengan al huruf al
muqoth tho ’ah atau huruf yang terpotong-potong
yaitu dengan huruf Alif, Lam dan Miim. Seolah-olah
menyiratkan pesan bahwa akal manusia itu tidaklah
bisa menyikap segala permasalahn kehidupan.
Bahwa di dalam Al Qur ’an pun ada hal-hal yang di
luar jangkauan akal manusia. Inilah yang di sinyalir
oleh Allah Ta ’ala dalam QS Ali Imran: 7:
”Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an)
kepada kamu.”
Di antara isinya ada ayat muhkamaat, itulah pokok-
pokok isi Al Qur ’an dan yang lain adalah ayat-ayat
mutasyabihat. adapun orang-orang yang hatinya
ada kecondongan kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat untuk
menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya.
Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali
Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata,”Kami beriman kepada ayat-ayat
mutasyabihat. Semua dari sisi Tuhan kami. Dan
tidak ada yang dapat mengambil pelajaran
melainkan orang-orang yang berakal. ”
Keberadaan berbagai ayat mutasyabihat ini
sebenarnya juga merupakan bagian dari ujian bagi
akal manusia. Kita tahu, bahwa seluruh bagian
tubuh dan ruhani manusia di beri cobaan oleh Allah.
Mata misalnya, di uji dengan berbagai
pemandangan yang haram. Telinga diuji dengan
berbagai suara yang haram. Seperti ghibah
(Menggunjing), gurauan yang tidak ada gunanya
dan lain-lain. Demikian juga dengan tangan yang
diuji dengan harta yang haram. Kemaluan kita diuji
dengan berbagai rangsangan seksual yang tidak
sesuai dengan syariah. Akal kita pun di uji oleh Allah,
yaitu dengan adanya ayat-ayat “misterius” atau
ayat-ayat mutasyabihat yang membikin otak kita
penasaran di satu sisi, serta ayat-ayat lain yang lebih
jelas, mudah difahami serta dapat segera
dipraktekan untuk menjawab berbagai masalah
kehidupan.
Walaupun demikian, ayat mutasyabihat tersebut
bukan berarti tidak ada arti dan kandungan
maknanya. Dari surat Ali Imran ayat 7 di atas jelas
sekali bahwa ayat mutasyabihat tersebut ada
takwilnya. Ada maknanya. Namun takwil dan
makna tersebut hanya diketahui oleh Allah Ta ’ala.
Ada satu hal lagi yang perlu menjadi bahan
renungan bagi mereka yang memilki kesukaan
“ berburu” makna ayat-ayat mutasyabihat. Betapa
banyaknya problem yang saat ini ada didepan mata
kita. Mulai problem pribadi, problem keluarga,
problem lingkungan hingga problem sebagai umat.
Sedangkan jawaban dari berbagai problem di atas
banyak terdapat dalam ayat-ayat muhkamaat yang
bertebaran di dalam Al Qur ’an. Tidakkah energi kita
untuk menganalisa berbagai ayat mutasyabihat
tersebut sabaiknya kita curahkan untuk menjawab
berbagai permasalahan nyata yang ada didepan
mata kita? Yaitu dengan mengkaji ayat-ayat
muhkam dan kemudian menerapkanya dalam
kehidupan keseharian kita?
Orang-orang sebelum kita berselisih dan saling
mengkafirkan bukan karena urusan shalat, zakat
atau haji. Namun mereka berselisih dan saling
mengkafirkan karena berdebat tentang berbagai ayat
mutasyabihat. Sebagian diantara mereka
menyerupakan Allah dengan makhluk. Mereka
sampai kepada faham menjisimkan Allah
(Mujassimah). Sebagian jatuh kepada faham ta’thil
(menganggap Allah tidak punya sifat apapun).
Akankah kita mengikuti jejak kesesatan mereka ?
Lagipula keuntungan apakah yang kita dapatkan,
baik secara duniawi maupun ukhrawi, dari hasil
kajian terhadap berbagai ayat mutasyabihat di atas?
Apalagi Allah Ta ’ala dalam QS. Ali Imran ayat: 7 di
atas sudah mengisyaratkan tidak perlunya kita untuk
mengkaji berbagai ayat mutasyabihat. Yang
semestinya kita lakukan adalah bahwa apapun
makna ayat tersebut (dan ini hanya diketahui oleh
Allah Ta ’ala) kita tetap mengimaninya. Semua dari
sisi Allah semata. Allahu’alam
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi
petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata
hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat
memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan
kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-
ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang
berserah diri (kepada Kami). (QS Ar Ruum : 53).

HATI YANG MATI >>>by..Wahidiyah

Marilah kita renungi kembali keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dari hasil
renungan itu, mari kita senantiasa memelihara diri
dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikkan.
Yakni dengan menaati dan mengerjakan segala
perintah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Juga taqwa yang dapat menumbuhkan amal-amal
ibadah sebagai pembuktian kebenaran iman. Sebab
segala perbuatan dan amal apapun yang dilakukan
manusia, yang baik atau yang buruk, merupakan
cerminan keimanan kepada Allah SWT.
Taqwa yang sebenar-benarnya taqwa ini tidak bisa
ditempuh dan diraih dengan ilmu pengetahuan.
Iman dan taqwa adalah hidayah dari Allah.
Sementara hidayah itu hanya bisa di dapat dengan
cara bersungguh-sungguh memohon dan
bermujahadah kepada-Nya. Dalam hadits riwayat
Ad-Dailami Rasulullah SAW pernah mengaskan
tentang hal ini:
” Barangsiapa yang hanya bertambah ilmunya, akan
tetapi tidak bertambah hidayahnya, maka yang ia
dapat bukan semakin bertambah iman, taqwa atau
dekatnya kepada Allah, melainkan justru semakin
menjauhkan dia dari Allah. ”
Di dalam kitab Al Hikam diterangkan:”Diantara tanda-
tanda hati yang mati adalah tidak merasa sedih
apabila kehilangan kesempatan untuk melakukan
kesempatan ketaatan kepada Allah. Dan juga tidak
menyesal atas perbuatan lalai yang telah
dilakukanya. ”
Hati yang didalam hidup keimanan, ia akan merasa
sedih apabila taat itu hilang dari padanya. Hati yang
beriman sangat menyesal apabila melakukan
perbuatan maksiat. Sebaliknya, hati yang penuh
dengan keimanan sengat senang bila melakukan
ketaatan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa hati
merupakan pusat komando. Daik dan buruknya
amal perbuatan kita, sangat tergantung pada
komando hati. jika kita mudah diajak ibadah,
entengan diajak berjuang, itu merupakan salah satu
indikasi hati kita masih hidup. Sebaliknya, jika kita
sulit beribadah, malas diajak berjuang, ini berarti hati
kita termasuk min alaamati mautil qalbi. Tanda hati
kita mulai kehilangan nyawa. Mari ini kita koreksi.
Untuk menghidupkan hati yang mati ini caranya
hanyalah satu. Yakni memohon pertolongan kepada
Dzat yang memilki hidup. Dzat Yang Maha Hidup.
Yakni Allah SWT. Bijahin Nabiyyi SAW wa Bibarakati
Ghautsi Hadzaz Zaman RA pasti yang telah mati itu
dihidupkan kembali oleh Allah SWT.
Pentingnya kita menghidupkan, membersihkan dan
menjernihkan hati ini adalah karena Allah hanya akan
menerima hamba-Nya yang datang dengan hati
yang selamat. Atau memilki kebersihan hati. dalam
Al Qur ’an Allah berfirman:”Pada hari itu tiada
manfaat harta benda dan anak-anak. Kecuali orang-
orang yang datang dengan membawa hati yang
selamat. ” Rasulullah SAW juga pernah
mengaskan:”Sesungguhnya Allah tidak melihat pada
bentuk jasadmu, tidak pula pada paras rupamu.
Akan tetapi Allah hanya akan melihat pada hatimu.”
Hati yang merupakan tempat bagi Allah
memberikan cahaya iman, rasa bahagia dan bahkan
hati jualah yang merasakan siksa dan adzab Allah.
Cahaya Allah hanya akan menembus seluruh
rongga hati jikalau hati itu keadaanya bersih.
Sekarang masalahnya dan yang menjadi penyebab
terhalangnya seorang mukmin kepada Tuhanya,
adalah dosa dan maksiat yang menggelapkan hati.
karena itu, menyelamatkan hati, membersihkan dan
menjaganya dari berbagai penyakit adalah
merupakan satu kewajiban yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi.
Oleh sebab itu, dalam Wahidiyah kita dibimbing
untuk meningkatkan tazkiyatun nafsi, jihadun nafsi
dan riyadhatun nafsi agar penguasa tunggal yang
menguasai hati kita adalah Dewan Kebaikan.
Akhirnya, semoga kita termasuk orang-orang yang
mendapatkan hidayah dan taufiq Allah SWT serta
hati kita diselamatkan dari berbagai penyakit hati.
amin-amin ya rabbal alamin Allahu a ’lam

NASEHAT DIRI DARI PERJALANAN BERDURI by>> Samsul Ghonar Ma'arif

Saat butiran yang berduri bertebaran kesana
kemari.....
bergulir indah mengaku sebuah permadani....
Tuan dgn setapak nampan menanti menungu setia
sesuatu yg tak pasti....
tak jarang Sang Tuan menegur duri,tak jua pula duri
sadar akan diri...
seenaknya sendiri menuruti keinginan hati,juga tak
jarang membuat sedih hati...
Tak bosan Tuan rutin menasehati,berbalik duri
menancap seraya menghianati..
Duri...duri...Kapan engkau akan mengerti dan
memahami......
Jangan tungu duri mu terlepas engkau baru
menyadari..
Yang begini engkau menyesali tak kan ada arti lagi.
Mari lunakkan hati menyadari akan diri memang
hanya sebuah duri, yg berharap jadi permadani..
mari sesali diri yang selalu membuat Tuan lara hati
mari berlari kembali semoga Tuan masih sudi
menerima duri..
Duhai Tuan... kami kembali...Berharap engkau sudi
memohonkan ampunan untuk kami...(duri)

Senin, 29 November 2010

SEBUAH AKHIR

yaa sayyiidii yaa Rosulalloh 3x

Hai manusia.....!!!!
...Sadarlah..!!!sadar bahwa kau akan mati....
Mati itu rahmat...
Mati itu ancaman...
Tapi..bukan akhir segalanya

Hai manusia ...
Persiapkan bekal ..
Bekal kau peroleh disisi Alloh
Segeralah tengadahkan tanganmu
Berserah diri kepadaNYA
Itulah sikap mukmin bertaqwa

Hari ini penuh senyum
Tapi esok mungkin penuh tangisan
Jangan engkau siakan waktu yang ada
Sesal kemudian tiada guna
Mati itu pasti
Tapi bukan untuk ditakuti

Jika mujahadahmu mantap erat melekat di hatimu
Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts bil ghouts
Engkau pasti takkan takut
Menghadapi sakarotul maut.

Laut mana yang tak berombak????
Bumi mana yang tak berhujan???
Tiada manusia sempurna di muka bumi
Bukankah umur telah menggerogotimu???
Bukankah kematian tlah mendekatimu???

Sadarlah!!!!cepatlah sadar lari kembali kepada Alloh
Tuhan semesta alam

FAFIRRU ILALLOH 3x

MARHABAN YAA RAMADHAN

~~ YAA....... SAYYIDII..... YAA.....
ROSULALLOH..... 3X
DUHAI PEMIMPIN KAMI, DUHAI UTUSAN ALLOH
* Tiada aku sadari, sebelas bulan t'lah kulewati
Kini bulan suci, t'lah datang menghampiri
Tuk tunaikan perintah dari Illahi Wa Robby
Ummatmu menyambutnya "Marhaban Yaa
Romadhon".
Romadhon, bulan nan suci lagi penuh ampunan.
Yang didalmnya terkandung bermacam" kemuliaan.
Nuzulul Qur'an ada bersamanya
Dihiasi malam Lailatul Qodar yang lebih mulia
daripada 1000 bln.
* Yaa...... Sayyidii...... Yaa...... Rosulalloh.....
Namun kenapa hati ini masih beku....
Manakala orang" berlomba" mengejar Syafa'atmu
Aku sibuk dengan urusan duniaku
Hatiku masih terbelenggu oleh imperialis nafsu,
Duhai Baginda Nabi Junjunganku
Tatklala Romadhon datang menghampiriku
Hatiku masih keras laksana batu
Kemuliaan Romadhon, tak mampu menggetarkan
kalbuku.
Duhai Yaa..... Sayyidii.... Penolongku.
* Yaa..... Sayyidii...... Yaa.... Ayyuhal Ghoust......
Bagaimana kudapat lewati Romadhon suci ini
dengan segenap jiwaku
Sedang ku masih suka menyakiti sahabatku
Ku masih sering durhaka pada ayah bundaku
Ku masih salah gunakan ajaran" Guruku
Pantaskah ku menyebut diriku sebagai penderekmu
Duhai Yaa..... Sayyidii...... Yaa.... Ayyuhal Ghoust.....
* Yaa..... Sayyidii....Yaa.... Ayyuhal Ghoust.......
Bimbinglah diriku, raihlah tanganku
Agar ku dapat lalui Romadhon karena perintah
Tuhanku
Agar ku dapati Syafa'at dari Rosul Junjunganku
Agar kudapati barokah, ampunan & maghfiroh
sepanjang hayatku
Radiasilah batinku, karena engkau yang dapat
mewusulkan aku.
** YAA......... ALLOH....... YAA...... ROBBY......
Hamba bermohon kepada-MU, dengan segenap
jiwa raga ini
Jadikanlah Romadhon ini sebagai jalan Hidayah hati
in i
Disetiap malam hamba bermunajat kepada-MU
dengan dosa"ku
Deraian air mata penyesalanku smg dpt menyiram
api neraka, yg akan membakar tubuhku.
Untaian Sholawat kEpangkuan Junjunganku
Semoga jadi penyelamat diriku.
** YAA..... ILLAHI.....
Aku bukanlah ahli syuhud kepada-MU
Tetapi aku tiada tahan berada dineraka jauh dari-MU
Maka limpahkanlah Rohmat Kasih-MU
Duhai Tuhanku..... Yaa.... Illahi.....
Dan jadikanlah aku ahli ibadah disisi-MU
Dengan keAgungan (Kanjeng Nabi Muhammad
SAW) Al-Mustofa yg sebaik"nya manusia
Limpahkanlah Sholawat serta salam kepada-Nya
dengan kelimpahan yg berlipat".

KERINDUANKU by Dian Rahmana

Belati rindu menggores kalbu.
Periiih...!!
Tatkala waktu memaksaku tuk mengingatmu...
Ku terdiam bersama bintang.
Tercabik pedih dibalik awan hitam.
Mengenangmu dlm dekapan sayap malam.
Perlahan...
Tetes airmata mengalir lirih.
Menenangkan hati yg sedih.
Menampar kalbu melalui mimpi semu.
Menyeret hati dari kebekuan mati.
yaa sayyiidii yaa rosulalloh 3x
Yaa ALLOH..
Tenggelamkan aku dalam samudera cinta itu.
Hantarkan aku melalui waktu.
Hingga kerinduanku..
Kan tetap abadi didalam kalbu.

FAFIRRU ILALLOH

MU'JIZAT - MU'JIZAT ROSULALLOH ..by.Wahidiyah

Setiap Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah pasti
dibekali dengan keluarbiasaan atau yang lazim
disebut Mukjizat. Fungsi mukjizat bagi seorang rasul
diantaranya adalah sebagai bukti Nubuwah dan
risalah beliau. Selain itu juga untuk menghadapi
tantangan orang-orang yang memusuhinya.
Begitu pula rasul terakhir, junjungan kita Nabi
Muhammad, Rasulullah SAW. Beliau pun dikaruniai
banyak sekali mukjizat sebagai bukti kerasulan
beliau.
AL-QUR’ANUL KARIM
Inilah mukjizat terbesar beliau. Al Qur’an disebut
sebagai mukjizat karena ia memuat keluarbiasaan
dan keajaiban. Di antaranya adalah:Uslub (gaya
bahasa) dan sastra yang tinggi dan
indah.Menghimpun pengetahuan yang telah lalu dan
yang akan datang, sehingga selalu relevan
sepanjang zaman.Mengandung undang-undang
yang detail dan sempurna melebihi aturan/undang-
undang manapun.Menceritakan hal-hal ghaib yang
tidak diketahui oleh siapapun kecuali dengan
wahyu.Mengabarkan janji dan
ancaman.Mengandung ilmu pengetahuan tentang
dunia dan akhirat.Memenuhi segala kebutuhan
manusia.Berpengaruh pada hati pengikut maupun
musuhnya.Keaslian yang selalu terjaga sampai hari
akhir.
PEMBEDAHAN DADA BELIAU OLEH MALAIKAT
Peristiwa ini dialami oleh Raslullah SAW sebanyak
empat kali.Pertama, ketika beliau masih kanak-kanak
dan dalam asuhan Halimah As-Sa ’diyah. Ketika itu
beliau baru berusia empat tahun.Kedua, terjadi ketika
beliau berusia 10 tahunKetiga, pada waktu Malaikat
Jibril datang membawa wahyu tentang
pengangkatan beliau sebagai nabi.Keempat, pada
waktu peristiwa Isra ’ Mi’raj.
PERISTIWA ISRA’ MI’RAJ
Peristiwa luar biasa ini terjadi pada tahun 12 kenabian
atau satu tahun sebelum beliau hijrah. Rasulullah
SAW ‘diundang’ oleh Allah untuk mengadakan
perjalanan pada suatu malam,dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha, kemudian menuju Sindratul Muntaha
hingga bertemu dengan-Nya di Mustawa.
Peristiwa besar ini diawali dengan pembelahan dada
beliau oleh Malaikat Jibril di sumur Zam-zam untuk
dibersihkan dari segala kotoran dan diisi dengan
hilm (kebijaksanaan), ilmu dan keyakinan. Setelah
operasi tersebut, beliau dibawa oleh kendaraan yang
disebut Buraq menuju Masjidil Aqsha, Palestina.
Sepanjang perjalanan ke masjid kiblat pertama umat
Islam ini, beliau diperlihatkan banyak peristiwa yang
merupakan ibrah (pelajaran) bagi manusia, baik
yang taat maupun maksiat. Tiba di Masjidil Aqsha,
beliau menjadi imam shalat bagi seluruh Nabi dan
Rasul.
Dari Masjidil Aqsha, beliau dengan ditemani Malaikat
Jibril menuju Sidratul Muntaha, tempat tertinggi bagi
alam Malaikat. Kepada beliau juga diperlihatkan surga
dan neraka beserta calon penghuninya. Dari Sidratul
Muntaha, baliau dinaikan ke Mustawa tanpa ditemani
oleh Malaikat Jibril. Di sana, beliau melihat Tuhan
dengan segala keagungan-Nya tanpa dibatasi oleh
suatu arah dan tempat (Maha Suci Allah dari segala
sifat yang dimiliki makhluk). Setelah berdialog
dengan Allah, beliau menerima perintah shalat.
Semula perintah shalat yang dibebankan kepada
beliau dan umatnya sebanyak 50 kali. Namun, para
Nabi dan Rasul menganjurkan agar beliau meminta
keringanan, hingga akhirnya perintah shalat
diwajibkan sebanyak 5 waktu dalam sehari
semalam.
Sepulang dari perjalanan tersebut, banyak yang
tidak percaya akan peristiwa ini. Namun dengan
idzin Allah, Nabi menujukkan mukjijzatnya, berupa
cerita (kepada kaum Quraisy) tentang cirri-ciri Baitul
Maqdis saat beliau ditanya oleh orang-orang yang
tak percaya pada peristiwa Isra ’ Mi’raj.
MUSUH PUN TUNDUK
Peristiwa ini terjadi ketika beliau keluar rumah
berangkat hijrah. Ketika kaum musyrik Quraisy
bersepakat membunuh baliau. Semua orang yang
mengepung mengantuk hingga beliau dengan
leluasa dapat melewati mereka.Dalam perjalanan
hijrah ke Madinah, seorang pemuda Quraisy
bernama Suraqah bin Malik mengejar beliau. Namun
kaki kuda yang ditunggangi pemuda tersebut
terperosok ke tanah dan terjepit didalamnya.Dalam
perang Badar, beliau mengambil segenggam pasir
lalu dilemparkan ke arah pasukan musuh. Pasukan
yang terkena lemparan butiran pasir itupun jatuh
terjungkal dan mati. Demikian pula yang beliau
lakukan pada Perang Hunain, sehingga musuh bisa
dikalahkan.
DOA YANG TERKABULKAN
Sebagai makhluk yang paling dicintai Allah, beliau
mendapat keistimewaan berupa terkabulnya setiap
doa beliau kepada Allah. Diantara doa beliau yang
kemudian waktu terkabul adalah:Ketika beliau
memohon kepada Allah agar agama Islam diperkuat
dengan masuknya Umar bin Khathab RA, tak berapa
lama Umar pun masuk Islam.Beliau pernah
memohon kepada Allah agar Ali bin Abi Thalib
disembuhkan dari penyakit mata dan dikebalkan
badanya dari gangguan udara panas dan dingin.
Seketika itu juga doa beliau terkabul. Ali pun dapat
memimpin pasukan bersenjata dalam perang
Khaibar melawan Yahudi.Dalam suatu peperangan,
mata Qatadah bim Nu ’man terkena senjata musuh
hingga biji matanya keluar. Dengan pertolongan
Allah SWT, Rasulullah SAW berhasil mengembalikan
biji mata Qatadah dan sembuh seketika itu juga.
Bahkan setelah itu, mata Qatadah adalah mata paling
indah yang pernah ada di dunia.Beliau berdoa
kepada Allah agar Abdullah bin Al Abbas dikaruniai
kecerdasan untuk mentakwil dan mendalami ilmu-
ilmu agama.Unta milik Jabir yang pada mulanya
kalah berpacu, namun setelah Rasulullah SAW
mendoakan, unta itu menang berpacu saat itu.Ketika
beliau berdoa agar Anas dikaruniai umur panjang,
mempunyai banyak harta dan anak keturunan, ini
pun menjadi kenyataan.Pohon kurma milik Jabir
yang mula nya berbuah sedikit, setelah didoakan
Rasulullah SAW bisa berbuah banyak sehingga Jabir
dapat melunasi hutangnya. Bahkan kurmanya
masih sisa 13 takar (wusq).Beliau memohon agar
Allah menurunkan hujan. Seketika itu juga hujan
turun selama satu minggu penuh. Setelah itu beliau
memohon agar hujan berhenti. Awan pun sirna dan
cuaca berubah menjadi cerah seketika.Utaibah bin
Abu Lahab, orang yang sangat memusuhi Allah dan
Rasulullah SAW, atas permohonan Rasulullah SAW
ia mati diterkam singa di daerah Az-Zaqa, negeri
Syam.
MENDENGAR UCAPAN TUMBUHAN DAN HEWAN
Pada malam bi ’tsah Rasulullah SAW, batu dan
pohon mengucap pada beliau, ”Assalamu’alaikum,
yaa Rasulullah!” Mengenai hal itu beliau mengatakan,
“Aku tahu bahwa ada batu di Makkah yang
mengucap salam kepadaku beberapa saat sebelum
aku diangakat menjadi nabi dan rasul. ” Ada pula
sebatang pohon yang bergerak mendekati beliau,
dan batu yang digenggam beliau bertasbih
(mengagungkan kesucian Allah).Ketika beliau hendak
dibunuh dengan racun dalam makanan yang
dihidangkan oleh seorang perempuan Yahudi
bernama Zainab binti Al-Harits, tiba-tiba daging
masakan didalam hidangan itu memberi tahu beliau.
Peristiwa ini terjadi pada waktu Perang Khaibar,
tahun ketujuh Hijriyah.Seekor unta mengeluh
kepada beliau karena diberi makan sedikit dan
dipekerjakan terlalu berat.Beliau juga mendengar
mimbar tempat beliau shalat menangis hendak
beliau tinggalkan.
SABDA YANG MENJADI NYATA
Beliau memberitahu para sahabat behwa kelak akan
ada sekelompok dari umatnya yang akan
mengarungi samudera, termasuk orang wanita
bernama Ummu Haram binti Milhan. Ucapan beliau
menjadi kenyataan.Kepada Utsman bin Affan RA
beliau memberitahu bahwa baliau akan
mengahadapi malapetaka besar. Itu juga terbukti
kemudian hari. Utsman RA mati terbunuh saat
menjabat Khalifah.Kepada kaum Anshar beliau
mengatakan, ”Sepeninggalku, kalian akan
mengutamakan golongan sendiri.” Itu juga terbukti
beberapa saat setelah beliau wafat.Mengenai cucu
beliau, Al Hasan bin Ali RA beliau berkata, ”Anakku
ini –Hasan- seorang sayyid (pemimpin). Denganya
Allah akan mendamaikan dua golongan besar kaum
muslim. ” Itu terbukti dengan terwujudnya
kesepakatan antara pengikut Imam Ali bin Abi Thalib
dan para pengikut Mu ’awiyah bin Abi sufyan.Beliau
memberitahu para sahabat tentang tebunuhnya Al
Unsi Al Khadzdzab dan orang yang membunuhnya.
Padahal dimalam terjadinya pembunuhan itu Al Unsi
berada di Shan ’a (Yaman) dan beliau di
Madinah.Kepada Tsabit bin Qas beliau berkata,
” Engkau akan hidup terpuji dan akan mati syahid.”
Kemudian terbukti Tsabit gugur sebagai pahlawan
dalam perang di Yamamah.Seorang lelaki
meninggalkan agama Islam (murtad) dan kembali
bergabung dengan kaum musyrik. Ketika Rasulullah
SAW mendengar kematianya, beliau berkata, “Bumi
tidak sudi menerimanya.” itu terbukti ketika
mayatnya dibuang kelaut.Seorang lelaki diminta
Rasulullah SAW supaya makan dengan tangan
kananya, tetapi ia menjawab, ”Tidak bisa.” Beliau
berkata, ”Engkau tidak akan bisa.” Sejak itu orang
tersebut tidak bisa sama sekali mengangkat tangan
kananya sampai ke mulut.Pada hari jatuhnya kota
Mekkah ke tangan kaum muslim, banyak berhala
terpancang di sekitar Ka ’bah. Rasulullah dengan
tongkat pendeknya menuding ke arah berhala-
berhala itu sambil berucap, ”Kebenaran telah tiba
dan kebatilan pasti lenyap.” Seketika itu juga berhala-
berhala runtuh berjatuhan.
MEMPERBANYAK MAKANAN YANG SEDIKIT
Kambing betina milik Ummu Ma ’bal yang belum
pernah kawin, ketika teteknya diusap-usap
Rasulullah SAW, tiba-tiba dapat mengeluarkan susu
demikian banyak untuk diminum rombongan beliau
bersama Ummu Ma ’bad. Bahkan dapat mengisi
penuh qirbah (wadah air tebuat dari kulit) untuk
bekal melanjutkan perjalanan ke Madinah.Dalam
perang Khandaq, Rasulullah SAW memberi makan
kaum muslim dengan setakar gandum. Semuanya
makan dengan kenyang, bahkan sisanya masih
banyak. Pada waktu makan berikutnya beliau hanya
mempunyai sedikit kurma bagi kaum muslim.
Beliau lalu menyuruh orang untuk mengumpulkan
sisa-sisa kurma yang tercecer di atas hamparan, lalu
beliau berdoa memohon berkah. Sisa-sisa kurma
yang terkumpul itu kemudian menjadi banyak
hingga cukup dibagikan kepada semua pasukan.
Pada saat lain Abu Hurairah RA menceritakan
kesaksianya sendiri sebagai berikut, ”Dari kurma itu
saya keluarkan sekian takar untuk perjuangan di
jalan Allah. Kami sendiri makan dari kurma itu dan
baru habis pada masa kekhalifahan Utsman bin
Affan RA. ”Abu Hurairah RA menuturkan, pada suatu
hari dia meminta Rasulullah SAW berdoa agar tsarid
(Semacam bubur kental terbuat dari terigu dan
susu) yang berada dalam qush ’ah (piring besar)
cukup untuk dimakan bersama oleh beberapa orang
sahabat. Setelah berdoa beliau mengambil sejumput
tsarid yang berlepotan dipinggir qush ’ah dengan
jari-jari tanganya, kemudian berkata, ”Makanlah,
Bismillah!” Abu Hurairah mengakhiri penuturanya
dengan mengucap, ”Demi Allah yang nyawaku
berada di tangan-Nya, baru makan sedikit aku sudah
kenyang. ”
AIR MEMANCAR DARI JARI-JARI BELIAU
Suatu ketika terjadi air memancar dari sela-sela jari
Rasulullah SAW hingga semua rombongan beliau
dapat minum sepuas-puasnya dan dapat
berwudhu. Padahal jumlah mereka tidak sedikit,
yaitu sekitar 1400 orang.Pada suatu musim kering,
ditengah perjalanan beserta rombongan, beliau
SAW menyuruh orang mencari air semangkok.
Kemudian Rasulullah SAW memasukkan jari-jarinya
ke dalam air seraya berkata, ”Marilah semua ke sini!”
Semua datang mendekat kepada beliau lalu
berwudhu. Air didalam mangkok itu tak kunjung
habis, padahal jumlah mereka sekitar 70 sampai 80
orang.Dalam perang Tabuk hampir tak seorang pun
dari pasukan muslim yang menemukan air untuk
diminum. Karena nyaris tak sanggup menahan
dahaga, mereka melapor kepada Rasulullah SAW.
Beliau lalu mengambil anak panah dari Kinanah lalu
menancapkan di tanah. Air pun memancur sangat
deras hingga semua pasukan yang berjumlah
30.000 orang dapat minum sepuasnya.Di suatu
tempat yang disinggahi Rasulullah SAW
penduduknya mengeluh karena semua air di sana
bercampur kotoran dan tidak dapat diminum.
Beberapa orang sahabat beliau mendatangi sebuah
sumur lalu meludahinya. Tiba-tiba sumur itu
menggelegak penuh dengan air sejuk dan bersih,
hingga semua penduduk dapat tertolong.
MUKJIZAT-MUKJIZAT LAINYA
Bulan terbelah menjadi dua. Peristiwa ini terjadi pada
tahun 9 kenabian. Merupakan mukjizat samawi
yang belum pernah terjadi pada nabi-nabi
sebelumnya.Pada suatu hari seorang wanita datang
menghadap Rasulullah SAW membawa anak kecil
berkepala botak karena penyakit. Rasulullah SAW
lalu mengusapkan tanganya pada kepala anak itu,
dan seketika itu juga rambutnya tumbuh meratai
kepala dan sembuh pula penyakit yang dideritanya.
Ketika penduduk Yamamah mendengar kejadian itu,
ada seorang wanita mencoba datang kepada
Musalaimah (tokoh setempat yang mengaku dirinya
nabi) membawa juga anak kecil tidak berambut.
Musailamah mengusap kepalanya berulang-ulang,
tetapi kepala anak itu tetap botak.Dalam perang
Badar, pedang ukayah patah. Rasulullah SAW
memberinya sebatang kayu sebagai pengganti. Di
tangan Ukayah kayu itu berubah menjadi pedang.
Usai perang, kayu itu tetap ia pegang.Dalam perang
Khandaq (Perang Ahzab) pasukan muslim
menghadapi kesulitan memecahkan sebuah batu
besar dan keras pada saat mereka sedang menggali
parit-parit pertahanan. Batu yang tak dapat dipecah
dengan palu besar itu pada akhirnya dipukul oleh
Rasulullah SAW dengan tangan hingga hancur
berkeping-keping.Seorang yang menderita patah
kaki datang kepada Rasulullah SAW memohon
pertolongan. Lalu beliau mengusap kaki yang patah
itu, dan sembuhlah seketika, hingga orang itu
seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya.
Demikianlah sebagian di antara bentuk-bentuk
mukjizat Rasulullah SAW yang sebenarnya masih
banyak sekali. Semoga dengan mengetahui mukjizat
beliau ini bisa semakin menambah kecintaan kita
kepada beliau. Wallahu ’alam
(Disarikan dari buku Ringkasan Sejarah Nabi
Muhammad SAW, Muhammad bin Alawi bin Abbas
Al-Maliki Al-Hasani, pustaka hidayah)