Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts bil ghouts.

Rabu, 27 Juli 2011

TERJEMAHAN KITAB KIMYATUSY SYA'ADAH (IMAM AL GHAZALI)VIII.TANDA2 CINTA KEPADA ALLOH TERJEMAHAN KITAB KIMY ATUSY SYA'ADAH (IMAM AL GHAZALI)VIII.TANDA2 CINTA KEPADA ALLOH

TANDA-TANDA
CINTA KEPADA ALLOH
Ramai orang berkata ia Cinta kepada Alloh
Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji
terlebih dahulu adakah yang murni atau hanya
palsu.
Ujian pertama adalah : Dia hendaklah tidak benci
kepada mati karena tidak ada orang yang enggan
bertemu dengan sahabatnya.
Nabi Muhammad saw bersabda :
“Siapa yang ingin melihat Alloh, Alloh ingin
melihat dia.”
Memang benar ada juga orang yang ikhlas
cintanya kepada Alloh berasa gentar apabila
mengingat kedatangan mati sebelum ia siap
menyiapkan persediaan untuk pulang ke akhirat,
tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah
rajin berusaha lagi untuk menyiapkan persediaan
itu.
Ujian kedua adalah : ia mestilah bersedia
mengorbankan kehendaknya untuk menurut
kehendak Alloh dan dengan daya upaya yang ada
menghampirkan diri kepada Alloh dan benci
kepada apa saja yang menjauhkan dirinya
dengan Alloh. Dosa yang dilakukan oleh
seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada
Alloh langsung tetapi itu membuktikan yang ia
tidak menyintai Alloh sepenuh jiwa raganya.
Fudhoil bin Iyadh seorang wali Alloh berkata
kepada seorang lelaki :
“Jika seseorang bertanya kepada mu apakah
kamu cinta kepada Alloh? hendaklah kamu diam
karena jika kamu kata: “Saya tidak cinta
kepadaNya”, maka kamu kafir dan jika kamu
berkata, “Saya cinta”, maka perbuatan kamu
berlawanan dengan katamu.”
Ujian yang ketiga adalah : ingat kepada Alloh itu
mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu
tanpa ditekan atau direkayasa kebenarannya,
karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa
kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak
akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga
kemungkinan bahwa sementara cinta kepada
Alloh itu tidak mengambil tempat yang utama
dalam hati seseorang itu, maka cinta kepada
menyintai Alloh itu mungkin mengambil tempat
juga, karena cinta itu satu hal dan cinta kepada
cinta itu adalah satu masalah yang lain pula.
Ujian yang keempat adalah : kemudian
menunjukkan adanya cinta kepada Alloh ialah
bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran,
yaiitu Kalam Alloh, dan cinta kepada Muhammad
yaitu Rasul Alloh. Jika cintanya benar-benar kuat,
ia akan cinta kepada semua orang karena semua
manusia itu adalah hamba Alloh. Bahkan cintanya
meliputi semua makhluk, karena orang yang
kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah
kasih pula kepada kerja-kerja yang dibuat oleh
kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan
atau karangannya.
Ujian yang kelima adalah : ia suka duduk
bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka
malam itu cepat datang agar dapat berbicara
dengan rekan atau sahabatnya tanpa ada yang
menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang
hari dan tidur di malam hari maka itu
menunjukkan cintanya tidak sempurna. Alloh
berfirman kepada Nabi Daud :
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-
orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat lalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”.
Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya;
maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu
menyungkur sujud dan bertobat”. (Shaad:24)
Pada hakikatnya, jika cinta kepada Alloh itu benar-
benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati
seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu
tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke
dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah
menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari.
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di
sebatang pohon dengan merdu sekali, dia pun
sembahyang di bawah pohon itu supaya dapat
menikmati nyanyian burung itu. Alloh menyuruh
Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata :
“Engkau telah mencampurkan cinta kepada
nyanyian burung dengan cinta kepadaKu,
Martabat engkau di kalangan Auliya’ Alloh telah
diturunkan,”
Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta
kepada Alloh, suatu hari sedang ia melakukan
ibadatnya kepada Alloh rumahnya telah terbakar,
tetapi ia tidak tahu dan sadar rumahnya terbakar.
Ujian yang keenam adalah : ibadahnya menjadi
senang sekali. Seorang Wali Alloh ada berkata :
“Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya
melakukan sembahyang malam dengan susah
payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua
sembahyang itu menjadi indah dan nikmat pula
kepada saya.” Apabila cinta kepada Alloh itu
sempuna, maka tidak ada keindahan yang
sebanding dengan keindahan beribadah.
Ujian yang ke ketujuh adalah : Orang yang cinta
kepada Alloh itu akan cinta kepada mereka yang
taat kepada Alloh dan mereka benci kepada
orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka
kepada Alloh.
Al-Quran menyatakan :
” Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu
ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan)
kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah
kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah
menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan
menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-
orang yang mengikuti jalan yang
lurus, .” (Hujurat:7)
Suatu masa, Nabi bertanya kepada Alloh, “Wahai
Tuhan, siapakah kekasihmu?” Terdengarlah
jawaban,
“Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti
bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan
dengan MengingatiKu seperti burung mencari
perlindungan disarangnya, dan yang marah
melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak
takut kepada apa dan siapa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar