Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts bil ghouts.

Selasa, 30 November 2010

HATI YANG MATI >>>by..Wahidiyah

Marilah kita renungi kembali keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dari hasil
renungan itu, mari kita senantiasa memelihara diri
dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikkan.
Yakni dengan menaati dan mengerjakan segala
perintah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Juga taqwa yang dapat menumbuhkan amal-amal
ibadah sebagai pembuktian kebenaran iman. Sebab
segala perbuatan dan amal apapun yang dilakukan
manusia, yang baik atau yang buruk, merupakan
cerminan keimanan kepada Allah SWT.
Taqwa yang sebenar-benarnya taqwa ini tidak bisa
ditempuh dan diraih dengan ilmu pengetahuan.
Iman dan taqwa adalah hidayah dari Allah.
Sementara hidayah itu hanya bisa di dapat dengan
cara bersungguh-sungguh memohon dan
bermujahadah kepada-Nya. Dalam hadits riwayat
Ad-Dailami Rasulullah SAW pernah mengaskan
tentang hal ini:
” Barangsiapa yang hanya bertambah ilmunya, akan
tetapi tidak bertambah hidayahnya, maka yang ia
dapat bukan semakin bertambah iman, taqwa atau
dekatnya kepada Allah, melainkan justru semakin
menjauhkan dia dari Allah. ”
Di dalam kitab Al Hikam diterangkan:”Diantara tanda-
tanda hati yang mati adalah tidak merasa sedih
apabila kehilangan kesempatan untuk melakukan
kesempatan ketaatan kepada Allah. Dan juga tidak
menyesal atas perbuatan lalai yang telah
dilakukanya. ”
Hati yang didalam hidup keimanan, ia akan merasa
sedih apabila taat itu hilang dari padanya. Hati yang
beriman sangat menyesal apabila melakukan
perbuatan maksiat. Sebaliknya, hati yang penuh
dengan keimanan sengat senang bila melakukan
ketaatan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa hati
merupakan pusat komando. Daik dan buruknya
amal perbuatan kita, sangat tergantung pada
komando hati. jika kita mudah diajak ibadah,
entengan diajak berjuang, itu merupakan salah satu
indikasi hati kita masih hidup. Sebaliknya, jika kita
sulit beribadah, malas diajak berjuang, ini berarti hati
kita termasuk min alaamati mautil qalbi. Tanda hati
kita mulai kehilangan nyawa. Mari ini kita koreksi.
Untuk menghidupkan hati yang mati ini caranya
hanyalah satu. Yakni memohon pertolongan kepada
Dzat yang memilki hidup. Dzat Yang Maha Hidup.
Yakni Allah SWT. Bijahin Nabiyyi SAW wa Bibarakati
Ghautsi Hadzaz Zaman RA pasti yang telah mati itu
dihidupkan kembali oleh Allah SWT.
Pentingnya kita menghidupkan, membersihkan dan
menjernihkan hati ini adalah karena Allah hanya akan
menerima hamba-Nya yang datang dengan hati
yang selamat. Atau memilki kebersihan hati. dalam
Al Qur ’an Allah berfirman:”Pada hari itu tiada
manfaat harta benda dan anak-anak. Kecuali orang-
orang yang datang dengan membawa hati yang
selamat. ” Rasulullah SAW juga pernah
mengaskan:”Sesungguhnya Allah tidak melihat pada
bentuk jasadmu, tidak pula pada paras rupamu.
Akan tetapi Allah hanya akan melihat pada hatimu.”
Hati yang merupakan tempat bagi Allah
memberikan cahaya iman, rasa bahagia dan bahkan
hati jualah yang merasakan siksa dan adzab Allah.
Cahaya Allah hanya akan menembus seluruh
rongga hati jikalau hati itu keadaanya bersih.
Sekarang masalahnya dan yang menjadi penyebab
terhalangnya seorang mukmin kepada Tuhanya,
adalah dosa dan maksiat yang menggelapkan hati.
karena itu, menyelamatkan hati, membersihkan dan
menjaganya dari berbagai penyakit adalah
merupakan satu kewajiban yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi.
Oleh sebab itu, dalam Wahidiyah kita dibimbing
untuk meningkatkan tazkiyatun nafsi, jihadun nafsi
dan riyadhatun nafsi agar penguasa tunggal yang
menguasai hati kita adalah Dewan Kebaikan.
Akhirnya, semoga kita termasuk orang-orang yang
mendapatkan hidayah dan taufiq Allah SWT serta
hati kita diselamatkan dari berbagai penyakit hati.
amin-amin ya rabbal alamin Allahu a ’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar