Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts bil ghouts.

Sabtu, 23 Juli 2011

NAFSU MENGUASAI?????ATAU DIKUASAI

“Jika kita menguasai diri, kita akan menguasai
dunia,” demikian kata-kata para ilmuwan.
Dalam Shahihain disebutkan, bahwasanya Rasul
SAW bersabda “Surga itu dikelilingi dengan hal-
hal yg dibenci, adapun neraka dikelilingi dengan
berbagai syahwat.”
Imam Shâdiq radiyallahu ‘anhu juga berkata:
“Janganlah kalian biarkan jiwa bersanding
bersama hawa nafsu. Karena, hawa nafsu pasti
(membawa) kehinaan bagi jiwamu.” Tetapi
masalahnya adalah bagaimana jika kita gagal
menguasai nafsu kita sendiri? Sudah pastilah kita
pula yang akan dikuasainya. Jika demikian amat
buruk akibatnya lantaran nafsu itu adalah ‘hamba’
yang baik tetapi ‘tuan’ yang sangat jahat.
Sesungguhnya orang yang sukses adalah orang
yang gigih mencari kebaikan dunia tetapi selamat
daripada tipuannya. Seperti dalam surah Al-
An’am ayat 32 Allah berfirman:
ُﺓَﺮِﺧَﻷْﺍ ُﺭﺍَّﺪَﻟََﻭ ٌﻮْﻬَﻟَّﻭ ٌﺐِﻌَﻟ َّﻻِﺇ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ُﺓﻮَﻴَﺤْﻟﺍﺎَﻣَﻭ
َﻥْﻮُﻠِﻘْﻌَﺗ َﻼَﻓَﺃ َﻥْﻮُﻘَّﺘَﻳ َﻦْﻳِﺬَّﻠِّﻟ ٌﺮْﻴَﺧ
“Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka[10],dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi
orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu
memahaminya?”.
Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, dalam
ucapannya yang popular: “Dulunya kita adalah
kaum yang paling hina, kemudian Allah SWT
memuliakan kita dengan agama Islam, maka
kalau kita mencari kemuliaan dengan selain
agama Islam ini, pasti Allah SWT akan
menjadikan kita lebih hina dan rendah tidak ada
nilai. (Riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
.
Dalam surah Yunus ayat 58 Allah berfirman:
َﻮُﻫ ﺍْﻮُﺣَﺮْﻔَﻴْﻠَﻓ َﻚِﻟﺍَﺬِﺒَﻓ ِﻪِﺘَﻤْﺣَﺮِﺑَﻭ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻞْﻀَﻔِﺑ ْﻞُﻗ
َﻥْﻮُﻌَﻤْﺠَﻳ ﺎَّﻤِّﻣ ٌﺮْﻴَﺧ
Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-
Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira
(karunia Allah dan rahmat itu), adalah lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan”.
Karunia Allah dalam ayat ini mayoritas para ulama
menafsirkan dengan keimanan kepada-Nya,
adapun rahmat Allah ditafsirkan dengan Alquran
[11]. Ibnu al-Qayyim dalam soal keutamaan
melawan hawa nafsu mengatakan
“Sesungguhnya melawan hawa nafsu bagi
seorang hamba melahirkan suatu kekuatan di
badan hati dan lisannya.”
Sementara sebagian ulama salaf berkata “Orang
yg bisa mengalahkan nafsunya lebih kuat
daripada orang yg menaklukkan sebuah kota
dengan seorang diri.”
Dalam hadits yang shahih rasul bernah
bersabda :“Tidaklah orang yang kuat itu yang
menang dalam beradu fisik (seperti berkelahi/
bergaduh), tetapi orang yang kuat adalah mereka
yang dapat menguasai hawa nafsunya ketika ia
marah”.
Di dalam sebuah riwayat, Rasulullah berkata:
“Seorang Mujahid (orang yang berperang) adalah
orang yang memerangi dirinya sendiri”,
Peperangan dengan diri yang dimaksudkan
adalah peperangan menentang hawa nafsu.
Berkata Said Hawa di dalam Al-Asas Fi at-Tafsir,
bahwa pada dasarnya melawan nafsu
bermaksud menundukkan nafsu supaya
mengikut kehendak Allah dalam setiap perbuatan.
Jalan terbaik melawannya dengan bermujahadah,
adapun cara paling mudah untuk bermujahadah
dengan menitik-beratkan ibadah-ibadah wajib
setiap hari, karena mujahadah adalah jembatan
takwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar