Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts bil ghouts.

Rabu, 27 Juli 2011

TERJEMAHAN KITAB KIMYATUSY SYA'ADAH (IMAM AL GHAZALI) V.MENGENAL DUNIA INI

MENGENAL DUNIA INI
Dunia ini adalah ibarat pasar yang dilewati oleh
pengembara dalam perjalanannya menuju ke
suatu tempat. Di sinilah pengembara itu
mengumpulkan bekal untuk perjalanannya.
Pendeknya di sinilah manusia itu dengan
menggunakan indera jasmaninya, memperolehi
sedikit sebanyak pengetahuan tentang kerja-kerja
Alloh, dan melalui pengetahuan itu untuk
Mengenal Alloh. Pandangan terhadap Alloh inilah
yang menentukan kebahagiaan dan keselamatan
di hari kemudian, karena untuk mendapatkan
Ilmu Pengetahuan inilah, maka manusia turun ke
dunia dan tanah ini. Selagi inderanya ada bersama
dengannya, orang itu dikatakan berada “dalam
dunia ini”. Apabila indera ini meninggalkan jasad
dan hanya sifat-sifatnya yang perlu saja yang
tertinggal. maka orang itu dikatakan telah kembali
“ke akhirat”.
Semasa manusia itu berada dalam dunia ini, dua
hal perlu baginya.
Pertama , melindungi dan mengasuh
(memelihara) Ruhnya dan
Keduanya , memelihara dan menyelenggara
tubuhnya.
Makanan Ruh itu seperti yang tersebut sebelum
ini, ialah Mengenal dan Cinta kepada Alloh.
Jika cinta itu ditumpukan sepenuhnya kepada ”
ghair Alloh” (selain Alloh), maka binasalah Ruh itu.
Tubuh itu hanya ibarat binatang tunggangan bagi
Ruh. Tubuh itu akan hancur tetapi Ruh tetap
hidup. Ruh itu sepatutnya memelihara tubuh.
Ibarat orang yang hendak mengerjakan Haji ke
Mekah, ia perlu memelihara untanya, tetapi jika ia
menghabiskan masa dengan memberi makan
dan menghias untanya saja, maka kafilah akan
meninggalkan ia di belakang dan binasalah ia di
padang pasir.
Keperluan tubuh manusia itu terbagi kepada tiga
saja yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Tetapi keinginan tubuh yang ada pada seseorang
untuk mendapatkan tiga hal itu cenderung
melawan akal dan melebihkan dari tiga hal itu.
Oleh itu, perlulah kemauan itu disekat dan dibatasi
dengan undang-undang syariat yang dibawa oleh
Rasul-Rasul.
Berkenaan dunia ini pula, di mana kita tinggal ,
terbagi kepada tiga – yaitu binatang, tumbuh-
tumbuhan dan galian (logam). Hasil ketiga hal ini
sentiasa diperlukan oleh manusia dan melahirkan
tiga pekerjaan yang utama pada manusia yaitu :
• Kerja Menenun,
• Kerja Membina dan
• Kerja-kerja Logam.
Ini pula terbagi kepada beberapa cabang lagi
seperti Tukang Jahit, Tukang Batu, Tukang Besi
dan lain-lain lagi. Tidak ada yang bebas sendiri,
perlu saling berkaitan. Maka timbullah
perhubungan dan perkaitan perdagangan dan
perniagaan.
Di sini timbul pula keadaan-keadaan yang
menerbitkan Hasad, Dengki, Tamak, loba dan
berbagai-bagai penyakit Jiwa(Ruh). Dengan itu
timbul pula pertengkaran dan persengketaan serta
keperluaan untuk berpolitik, berkerajaan dan
pengetahuan tentang undang-undang.
Oleh yang demikian, pekerjaan dan perdagangan
di dunia ini makin bertambah rumit dan kusut
dan kompleks. Ini karena manusia telah lupa
bahwa keperluan mereka yang utama adalah
hanya tiga hal saja yaitu pakaian, makanan dan
tempat tinggal.
Diri ini hanya bertujuan untuk menjadikan tubuh
itu layak bagi tunggangan Ruh dalam perjalanan
menuju ke akhirat. Mereka telah sama terlena
seperti orang yang pergi ke Mekah, mereka telah
lupa tujuan perjalanan dan dirinya sendiri, lalu
menghabiskan masa memberi makan dan
menghias untanya. Manusia pasti terpesona dan
terpikat oleh dunia kecuali ia berhati-hati benar
supaya tidak tergoda. Nabi ada bersabda
mengatakan bahwa dunia ini ibarat Tukang Sihir
yang lebih pintar dari Harut dan Marut.
Dunia ini menipu kita dengan cara sebagai
berikut :
Pertama, ia berpura-pura kekal bersama kita
padahal sebenarnya ia sentiasa berlalu saat demi
saat sambil melambaikan tangan mengatakan
Selamat Tinggal kepada kita, seperti bayang-
bayang yang nampaknya tetap tetapi sebenarnya
bergerak.
Kedua, Dunia ini berpusing seperti seperti Ahli
Sihir yang menarik tetapi jahat. Ia berpura-pura
Cinta kepada kita, suka kepada kita, tetapi
kemudian ia pergi kepada musuh dan
meninggalkan kita manusia kesedihan dan putus
asa. Nabi Isa Alaihissalam melihat dunia ini seperti
bentuk nenek berkebaya tua yang buruk. Beliau
bertanya kepada dunia itu berapakah suami yang
ia ada. Dunia itu menjawab suaminya tidak terkira
banyaknya. Beliau bertanya lagi adakah suaminya
itu telah mati atau telah diceraikan. Katanya semua
mereka itu telah dibunuhnya.
Nabi Isa Alaihissalam berkata :
“Aku heran kenapa manusia bodoh, telah melihat
bagaimana anda melakukan kekejaman itu
namun masih juga mereka suka dan cinta kepada
anda”.
Nenek berkebayan yang jahat ini memakai
pakaian yang indah-indah dan menutup
mukanya. Kemudian ia pergi menggoda
manusia. Banyaklah manusia yang tergoda dan
tertipu dan dibinasakannya. Nabi SAW. pernah
bersabda bahwa di hari Qiyamat kelak, dunia ini
akan berupa dengan bentuk Ahli Sihir, matanya
hijau dan giginya menonjol keluar. Orang yang
melihatnya akan berkata :
“Kasihanilah kami! Siapakah ini?”
Malaikat akan menjawab;
“Inilah dunia yang kamu perbuat dan
pertengkarkan, yang kamu bunuh-membunuh
dan sembelih-menyembelih antara satu sama
lain”.
Kemudian dia akan dilemparkan ke Neraka dan di
situlah ia akan menjerit :
Oh Tuhan!!! Di manakah mereka yang mencintai
aku dahulu”.
Kemudian Alloh perintahkan mereka itu
dilemparkan juga ke dalam Neraka itu.
Barangsiapa bertafakur dengan serius bahwa
dahulunya dunia ini tidak wujud dan di masa
akan datang ia akan hilang sirna, maka nampaklah
ia bahwa dunia ini ibarat perjalanan di mana
peringkat-peringkatnya berupa tahun, bulan dan
batunya dengan harinya, dan langkahnya dengan
saat. Tidak dapat hendak diceritakan bagaimana
ruginya mereka yang menganggap dunia ini
tempat kediamannya yang kekal dan membuat
rancangan untuk sepuluh tahun yang akan
datang pada mungkin ia akan berada dalam
kubur dalam tempo sepuluh hari lagi. Siapa
tahu ??.
Siapa yang meninggalkan dirinya dalam lautan
keindahan dunia fana ini, di masa matinya akan
jadi seperti orang yang menyumbatkan mulut
dan perutnya dengan makanan dan kemudian ia
memuntahkan semula. Kelazatannya hilang sirna.
Yang tertinggal hanyalah dan aib.
Makin banyak harta-benda, uang, rumah dan
taman yang indah dimilikinya, makin pedih dan
payahlah ia hendak meninggalkan semua itu.
Kepedihan dan kesusahan ini akan dibawa hingga
selepas mati karena jiwa yang sudah biasa
dengan nafsu dunia itu akan menjadi sombong
juga selepas mati dan di Akhirat kelak akan
merasakan kesusahan dan kepedihan karena
kemauan dan keinginan yang tidak merasa puas.
Satu daripada ciri atau sifat hal keduniaan ini ialah
pada mulanya nampak seperti hal kecil saja, tetapi
tiap-tiap hal yang nampak “kecil” ini bercabang
hingga tidak terhingga lagi banyaknya, hingga ia
menelan dan membolot seluruh masa dan tenaga
manusia itu.
Nabi Isa Alaihissalam pernah berkata :
“Orang yang cinta kepada dunia itu ibarat orang
yang
meminum air laut, makin diminum makin haus
hingga akhirnya ia binasa, namun dahaga tidak
juga hilang”.
Nabi SAW. pernah bersabda;
“Tidaklah kamu bercampur dengan keduniaan itu
melainkan kamu dikotori sebagaimana orang
yang masuk ke air, pasti akan basah”.
Dunia ini ibarat meja yang di atasnya ada
hidangan untuk tamu yang datang silih berganti.
Di atasnya ada pinggan mangkuk emas dan
perak, penuh dengan makanan yang sedap-
sedap, dan bau-bauan yang harum mewangi.
Tetapi seorang yang bijak akan makan
seperlunya, menghirup wangi-wangian itu,
mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah,
dan kemudian pergi.
Tetapi tamu yang bodoh, sebaliknya hendak
membawa pulang pinggang mangkuk emas dan
perak itu, tetapi benda-benda itu dirampas balik
darinya. Ia suruh pergi. Maka malu dan hina serta
putus asa saja yang diperolehnya.
Sekarang kita tutup penerangan kita tentang tipu
muslihat dunia ini dengan ibarat yang berikut.
Katalah sebuah kapal tiba di sebuah pulau yang
penuh sesak dengan penumpang. Nakhoda kapal
itu memberitahu penumpang-penumpang kapal
itu ia hendak singgah bebarapa jam saja di pulau
itu, dan mereka boleh naik ke pantai untuk
sementara waktu tetapi jangan terlampau lama.
Maka turunlah penumpang-penumpang itu ke
pantai dan masing-masing pergi ke sana dan
kemari sesuka hatinya.
Orang yang bijak di antara mereka itu akan
kembali ke kapal dalam masa yang singkat saja
dan apabila melihat kapal itu lapang mereka pun
mencari tempat yang nyaman untuk duduk.
Kumpulan penumpang yang kedua pula berjalan
ke sana ke mari lama sedikit sambil menikmati
keindahan pokok-pokok dan bunga-bunga dan
mendengar burung-burung menyanyi. Setelah
kembali ke kapal, mereka mendapatkan tempat-
tempat yang baik di kapal itu telah diduduki dan
terpaksalah mereka berpuas hati dengan tempat
yang kurang nyaman itu.
Kumpulan yang ketiga berjalan dan bersiar makin
jauh di pulau itu dan mereka membawa batu-
batu yang beraneka warna untuk dibawa ke
kapal. karena mereka lambat kembali ke kapal itu,
terpaksalah mereka duduk di tempat-tempat yang
kurang baik di dalam perut kapal itu. Mereka
dapati batu yang berkilauan yang mereka bawa
itu telah hilang kilauan dan warna-warninya.
Kemudian yang terakhir pula telah merayau-
rayau terlalu jauh ke tengah pulau itu hingga tidak
sadar masa untuk belayar telah hampir tiba dan
tidak pula mendengar panggilan nakhoda itu
karena mereka terlampau jauh. Maka terpaksalah
kapal itu belayar lagi tanpa mereka. Maka
menyesalah mereka dengan putus asa dan
dukacita dan akhirnya binasalah mereka karena
dahaga dan kepalaran ataupun dimakan oleh
binatang-binatang buas.
Kumpulan pertama itu ibarat orang-orang yang
beriman yang menjauhkan diri dari pengaruh
keduniaan; dan kumpulan yang terakhir ialah
ibarat orang-orang kafir yang hanya memandang
dunia ini saja dan lupa akhirat. Dua golongan
yang di antara itu adalah mereka yang
memelihara Imannya mereka tetapi mengikut
kata hati dengan mengurangi hal-hal yang tidak
berfaedah di dunia ini.
Meskipun kita telah bercakap banyak mengecam
dunia ini, tetapi hendaklah diingat bahwa ada juga
hal-hal di dunia ini yang bukan terdiri dari benda
keduniaan, seperti Ilmu Pengetahuan dan Amal
Sholeh. Manusia akan membawa bersamanya
apa-apa Ilmu yang ia punyai masuk ke Alam
Akhirat.
Meskipun amal sholehnya telah berlalu, namun
kesannya tetap tinggal dalam wataknya atau
keperibadiannya khususnya dalam hal
peribadatan, yang menghasilkan Cinta kepada
Alloh dan mengenangNya sentiasa. Inilah
sebagian dari “hal-hal yang baik” yang tersebut di
dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu
ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan)
kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah
kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah
menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan
menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-
orang yang mengikuti jalan yang lurus,
(Hujurat:7)
Lain-lain hal baik dalam dunia ini, seperti nikah,
makanan, pakaian dan sebagainya digunakan oleh
orang-orang yang bijaksana menurut kadarnya
kerena ini semua menolongnya untuk mencapai
ke Alam akhirat. Apa saja yang menarik seluruh
perhatian hati yang menyebabkan tertambat ke
dunia ini dan lupa ke Akihrat, adalah sebenarnya
jahat semata-mata. Ini diibaratkan oleh Nabi SAW
demikian;
“Dunia ini celaka dan semua hal dalam dunia ini
celaka, kecuali Zikir Alloh (mengenang Alloh) dan
apa-apa saja yang membantu (untuk mengingati
Alloh) ”
Firman Alloh SWT dalam Al-Quran :
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah (Zikir). Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah (Zikir) hati menjadi tenteram.(AR RAD:38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar